*UNDER CONSTRUCTION*

Rabu, September 24, 2008

Telaga Hati

Bahan renungan untuk kita smua, Sahabatku, yang mungkin terlalu sibuk bekerja...
Luangkanlah waktu sejenak untuk membaca dan merenungkan pesan ini...
Aktifitas keseharian kita selalu mencuri konsentrasi kita. kita seolah lupa dengan sesuatu yang kita tak pernah tau kapan kedatangannya.Sesuatu yang bagi sebagian orang sangat menakutkan.
Tahukah kita kapan kematian akan menjemput kita???berikanlah waktu anda dan bacalah sampai habis, semoga dapat menjadikan hikmah buat kita semua dan sadar, bahwa kita akan mati dan tinggal menunggu waktunya,semoga kita termasuk dalam orang-orang yang khusnul khotimah....amien....

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat pulangdari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama,apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri :'Alangkah sabarnya mereka...setiap hari begitu...benar- benarmengherankan!'
Aku belum tahu bahwa disitulah kebahagiaan orang mukmin dan itulah shalat orang orang pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk munajat kepada Allah.
Setelah menjalani pendidikan militer, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah padahal berbagai nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Setelah tamat dari pendidikan, aku ditugaskan di kota yang jauh dari kotaku.Perkenalanku dengan teman-teman sekerja membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Aku ditugaskan mengatur lalu lintas di sebuah jalan tol. Di samping menjaga keamanan jalan,tugasku membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan.Pekerjaan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengans emangat dan dedikasi tinggi.
Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian .. banyak waktu luang ... pengetahuanku terbatas.Aku mulai jenuh .. tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara. Hampir tiap hari yang kusaksikan hanya kecelakaan dan orang-orang yang mengadu kecopetan atau bentuk-bentuk penganiayaan lain.
Aku bosan dengan rutinitas. Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah aku lupakan.
Ketika itu, kami dengan seorang kawan sedang bertugas disebuah pos jalan.Kami asyik ngobrol ... tiba-tiba kami dikagetkan oleh suara benturan yang amat keras. Kami mengedarkan pandangan. Ternyata, sebuah mobil bertabrakan dengan mobil lain yang meluncur dari arah yang berlawanan.Kami segera berlari menuju tempat kejadian untuk menolong korban.
Kejadian yang sungguh tragis.Kami lihat dua awak salah satu mobil dalam kondisi kritis. Keduanya segera kami keluarkan dari mobil lalu kami bujurkan di tanah. Kamicepat-cepat menuju mobil satunya. Ternyata pengemudinya telah tewas dengan amat mengerikan.Kami kembali lagi kepada dua orang yang berada dalam kondisi koma.
Temanku menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah'Laailaaha Illallaah .. Laailaaha Illallaah ..' perintah temanku.Tetapi sungguh mengerikan, dari mulutnya malah meluncur lagu-lagu.Keadaan itu membuatku merinding.Temanku tampaknya sudah biasa menghadapi orang-orang yang sekarat ...
Kembali ia menuntun korban itu membaca syahadat. Aku diam membisu. Aku tak berkutik dengan pandangan nanar. Seumur hidupku, aku belum pernah menyaksikan orang yang sedang sekarat, apalagi dengan kondisi seperti ini.
Temanku terus menuntun keduanya mengulang-ulang bacaan syahadat.Tetapi .... keduanya tetap terus saja melantunkan lagu.Tak ada gunanya .. Suara lagunya terdengar semakin melemah .... lemah dan lemah sekali. Orang pertama diam, tak bersuara lagi, disusul orang kedua.Tak ada gerak ... keduanya telah meninggal dunia. Kami segera membawa mereka ke dalam mobil.
Temanku menunduk, ia tak berbicara sepatahpun.Selama perjalanan hanya ada kebisuan. Hening...Kesunyian pecah ketika temanku mulai bicara.Ia berbicara tentang hakikat kematian dan su'ul khatimah (kesudahan yang buruk).
Ia berkata 'Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk..Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia.'
Ia bercerita panjang lebar padaku tentang berbagai kisah yang diriwayatkan dalam buku-buku islam. Ia juga berbicara bagaimana seseorang akan mengakhiri hidupnya sesuai dengan masa lalunya secara lahir batin.
Perjalanan kerumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu' sekali.
Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali pada kebiasaanku semula .. Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang menimpa dua orang yang tak kukenal beberapa waktu yang lalu.
Tetapi sejak saat itu, aku memang benar-benar menjadi benci kepada yang namanya lagu-lagu. Aku tak mau tenggelam menikmatinya seperti sedia kala.Mungkin itu ada kaitannya dengan lagu yang pernah kudengar dari dua orang yang sedang sekarat dahulu. Kejadian yang menakjubkan !.
Selang enam bulan dari peristiwa mengerikan itu .... sebuah kejadian menakjubkan kembali terjadi di depan mataku. Seseorang mengendarai mobilnya dengan pelan, tetapi tiba-tiba mobilnya mogok di sebuah terowongan menuju kota . Ia turun dari mobilnya untuk mengganti ban yang kempes. Ketika ia berdiri dibelakang mobil untuk menurunkan ban serep,tiba-tiba sebuah mobil dengan kecepatan tinggi menabraknya dari arah belakang. Lelaki itupun langsung tersungkur seketika.
Aku dengan seorang kawan, bukan yang menemaniku pada peristiwa pertama cepat-cepat menuju tempat kejadian.Dia kami bawa dengan mobil dan segera pula kami menghubungi rumah sakit agar langsung mendapat penanganan. Dia masih sangat muda, wajahnya begitu bersih.Ketika mengangkatnya ke mobil, kami berdua cukup panik,sehingga tak sempat memperhatikan kalau ia menggumamkan sesuatu.
Ketika kami membujurkannya di dalam mobil, kami baru bisa membedakan suara yang keluar dari mulutnya.Ia melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ... dengan suara amat lemah.'Subhanallah ! dalam kondisi kritis seperti itu ia masih sempat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an ? Darah mengguyur seluruh pakaiannya, tulang-tulangnya patah, bahkan ia hampir mati. Dalam kondisi seperti itu, ia terus melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an dengan suaranya yang merdu.
Selama hidup, aku tak pernah mendengar bacaan Al-Qur'an seindah itu.Dalam batin aku bergumam sendirian 'Aku akan menuntunnya membaca syahadat sebagaimana yang dilakukan oleh temanku terdahulu ... apalagi aku sudah punya pengalaman.' aku meyakinkan diriku sendiri.
Aku dankawanku seperti terhipnotis mendengarkan suara bacaan Al-Qur'an yang merdu itu.Sekonyong-konyong sekujur tubuhku merinding, menjalar dan menyelusup kesetiap rongga. Tiba-tiba, suara itu terhenti. Aku menoleh kebelakang.Kusaksikan dia mengacungkan jari telunjuknya lalu bersyahadat. Kepalanya terkulai, aku melompat ke belakang.Kupegang tangannya, degup jantungnya, nafasnya, tidak ada yang terasa.Dia telah meninggal. Aku lalu memandanginya lekat-lekat, air mataku menetes, kusembunyikan tangisku, takut diketahui kawanku.
Kukabarkan kepada kawanku kalau pemuda itu telah meninggal. Kawanku takkuasa menahan tangisnya. Demikian pula halnya dengan diriku. Aku terus menangis air mataku deras mengalir. Suasana dalam mobil betul-betul sangat mengharukan.
Sampai di rumah sakit .....Kepada orang-orang disana , kami mengabarkan perihal kematian pemuda itu dan peristiwa menjelang kematiannya yang menakjubkan.Banyak orang yang terpengaruh dengan kisah kami, sehingga tak sedikit yang meneteskan air mata.Salah seorang dari mereka, demi mendengar kisahnya, segera menghampiri jenazah dan mencium keningnya. Semua orang yang hadir memutuskan untuk tidak beranjak sebelum mengetahui secara pasti kapan jenazah akan dishalatkan. .
Mereka ingin memberi penghormatan terakhir kepada jenazah. Semua ingin ikut menyolatinya.
Salah seorang petugas rumah sakit menghubungi rumah almarhum. Kami ikut mengantar jenazah hingga ke rumah keluarganya.
Salah seorang saudaranya mengisahkan, ketika kecelakaan, sebetulnya almarhum hendak menjenguk neneknya di desa. Pekerjaan itu rutin ia lakukan setiap hari senin. Disana almarhum juga menyantuni para janda,anak yatim dan orang-orang miskin.Ketika terjadi kecelakaan, mobilnya penuh dengan beras, gula,buah-buahan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya. Ia juga tak lupa membawa buku-buku agama dan kaset-kaset pengajian. Semua itu untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang yang dia santuni. Bahkan juga membawa permen untuk dibagikan kepada anak-anak kecil.
Bila tiba saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Perkasa. hanya ada satu harap, semoga kita menjadi penghuni surga. Biarlah dunia jadi kenangan, juga langkah-langkah kaki yang terseok, di sela dosa dan pertaubatan.Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar surga itu, dengan amal-amal yang nyata : 'memperbaiki diri dan mengajak orang lain '
Allah Swt berfirman: 'Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ' (QS. Al-Imran:185)
Rasulullah Saw telah mengingatkan dalam sabdanya, 'Barangsiapa yang lambat amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya.'Saudaraku, siapa yang tau kapan, dimana, bagaimana, sedang apa, kita menemui tamu yang pasti menjumpai kita, yang mengajak menghadap Allah SWT.Orang yang cerdik dan pandai adalah yang senantiasa mengingat kematian dalam waktu-waktu yang ia lalui kemudian melakukan persiapan persiapan untuk menghadapinya.
Note : amalkan ilmu, sampaikan walau satu ayat, salah satu amalan yang terus mengalir walau seseorang sudah mati adalah ilmu yang bermanfaat.Begitulah hendaknya engkau nasehati dirimu setiap hari karena engkau tidak menyangka mati itu dekat kepadamu bahkan engkau mengira engkau mungkin hidup lima puluh tahun lagi, Kemudian engkau menyuruh dirimu berbuat taat, sudah pasti dirimu tidak akan patuh kepadamu dan pasti ia akan menolak dan merasa berat untuk mengerjakan ketaatan.
Nasehat ini terutama untuk diri Bunda sendiri, dan saudara-saudaraku seiman pada umumnya.
Orang Cerdas Adalah Orang Yang Mengingat Akan Kematian.


Read More...

Senin, September 22, 2008

Titip Ibuku Ya Allah

Bunda persembahkan cerita ini utk smua Bunda,ibu,mami,mama,umi, diseluruh dunia, tapi terutama Bunda persembahkan utk mama Bunda. Ini memang bukan cerita Bunda, tapi sedikit mirip seperti Bunda.

TITIP IBUKU YA ALLAH
" Nak, bangun... udah adzan subuh. Sarapanmu udah ibu siapin di meja..."
Tradisi ini sudah berlangsung 20 tahun, sejak pertama kali aku bisa mengingat.Kini usiaku sudah kepala 3 dan aku jadi seorang karyawan disebuah Perusahaan Tambang, tapi kebiasaan Ibu tak pernah berubah.

" Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa" pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah.
Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.Kenapa Ibu mudah sekali sedih ?
Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca ... orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah....

Niat kuingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa
Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya," Bu, maafin aku kalau telah menyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibusedih ? "
Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana .Terbata-bata Ibu berkata," Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri "

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut pandang masing-masing.
Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ?

Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab, " Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu.Kalian tumbuh sehat dan lucu ketika bayi adalah kebahagiaan . Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu . Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap," Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu."

Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk "cuti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga, merawat danmendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun.

Pukul 3 dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi...Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?

" Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. "
Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput, kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan," Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu...".Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. ..

Cintaku ini milikmu, Ibu... Aku masih sangat membutuhkanmu. ..
Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat"aku sayang padamu... ", namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita ... Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada. Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.
Wallaahua'lam

"Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu..., dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah iasebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil "

"Titip Ibuku ya Allah"
Smoga kelak kau akan mendoakan Bunda seperti ini anakku.

Read More...

Bocah Misterius

Bunda dapat cerita ini dari milis Parentsguide , kiriman Hera Ardian. Menurut Bunda bagus juga nih cerita utk perenungan , bahwa qt jgn melihat keatas terus , bahwa terkadang qt bersikap "sombong" , memamerkan "kepunyaan" qt kpd mereka2 yg ekonomi di bawah qt. Kadang qt marah pada mrk yg makan atau minum di depan qt pada bulan puasa ini , padahal mungkin itu makanan atau minuman yg baru mereka dapat , padahal kadang mereka harus puasa seharian. Smoga cerita ini bisa menyadarkan qt smua , jgn lah egois , masih banyak yg kekurangan. Berikut petikan ceritanya :

BOCAH MISTERIUS
Bocah itu menjadi pembicaraan dikampung Ketapang. Sudah tiga hari ini iamondar-mandir keliling kampung. Ia menggoda anak-anak sebayanya, menggoda anak-anak remaja diatasnya, danbahkan orang-orang tua. Hal ini bagi orang kampung sungguh menyebalkan.Yah, bagaimana tidak menyebalkan, anak itu menggoda dengan berjalan kesanakemari sambil tangan kanannya memegang roti isi daging yang tampak coklat menyala. Sementara tangan kirinya memegang es kelapa, lengkap dengan tetesan airdan butiran-butiran es yang melekat diplastik es tersebut. Pemandangan tersebut menjadi hal biasa bila orang-orang kampung melihatnyabukan pada bulan puasa! Tapi ini justru terjadi ditengah hari pada bulan puasa! Bulan ketika banyak orang sedang menahan lapar dan haus. Es kelapa dan roti isi daging tentusaja menggoda orang yang melihatnya. Pemandangan itu semakin bertambah tidak biasa, karena kebetulan selamatiga hari semenjak bocah itu ada, matahari dikampung itu lebih terik daribiasanya.
Luqman mendapat laporan dari orang-orang kampong mengenai bocah itu. Merekatidak berani melarang bocah kecil itu menyodor-nyodorkan dan memperagakanbagaimana dengan nikmatnya ia mencicipi es kelapa dan roti isi daging tersebut.Pernah ada yang melarangnya, tapi orang itu kemudian dibuat mundur ketakutansekaligus keheranan. Setiap dilarang, bocah itu akan mendengus dan matanya akan memberikan kilatanyang menyeramkan. Membuat mundur semua orang yang akan melarangnya.
Luqman memutuskan akan menunggu kehadiran bocah itu. Kata orang kampung,belakangan ini, setiap bakda zuhur, anak itu akan muncul secara misterius.Bocah itu akan muncul dengan pakaian lusuh yang sama dengan hari-hari kemarindan akan muncul pula dengan es kelapa dan roti isi daging yang sama juga!Tidak lama Luqman menunggu, bocah itu datang lagi. Benar, ia menari-naridengan menyeruput es kelapa itu. Tingkah bocah itu jelas membuat oranglain menelan ludah, tanda ingin meminum es itu juga.
Luqman pun lalu menegurnya.. Cuma,ya itu tadi,bukannya takut, bocah itumalah mendelik hebat dan melotot, seakan-akan matanya akan keluar.
"Bismillah.. ." ucap Luqman dengan kembali mencengkeram lengan bocah itu. Ia kuatkan mentalnya. Ia berpikir,kalau memang bocah itu bocahjadi-jadian, ia akan korek keterangan apa maksud semua ini. Kalau memang bocah itu "bocah beneran" pun, ia juga akan cariketerangan, siapa dan dari mana sesungguhnya bocah itu.
Mendengar ucapan bismillah itu, bocah tadi mendadak menuruti tarikan tangan Luqman. Luqman pun menyentak tanggannya, menyeret dengan halus bocah itu,dan membawanya ke rumah.
Gerakan Luqman diikuti dengan tatapan penuh tanda tanya dari orang-orang yang melihatnya. "Ada apa Tuan melarang saya meminum es kelapa dan menyantap roti isidaging ini? Bukankah ini kepunyaan saya?" tanya bocah itu sesampainyadi rumah Luqman, seakan-akan tahu bahwa Luqman akan bertanya tentang kelakuannya.Matanya masih lekat menatap tajam pada Luqman. "Maaf ya, itu karena kamu melakukannya dibulan puasa," jawabLuqman dengan halus,"apalagi kamu tahu, bukankah seharusnya kamu juga berpuasa?Kamu bukannya ikut menahan lapar dan haus, tapi malah menggoda orang dengantingkahmu itu.."
Sebenarnya Luqman masih akan mengeluarkan uneg-unegnya, mengomeli anak itu. Tapi mendadak bocah itu berdiri sebelum Luqman selesai. Ia menatap Luqman lebih tajam lagi.
"Itu kan yang kalian lakukan juga kepada kami semua! Bukankah kalianyang lebih sering melakukan hal ini ketimbang saya..?! Kalian selalu mempertontonkan kemewahan ketika kami hidup dibawah garis kemiskinan pada sebelas bulan diluar bulan puasa? Bukankah kalian yang lebih sering melupakan kami yang kelaparan, denganmenimbun harta sebanyak-banyaknya dan melupakan kami? Bukankah kalian juga yang selalu tertawa dan melupakan kami yang sedangmenangis? Bukankah kalian yang selalu berobat mahal bila sedikit saja sakit menyerang,sementara kalian mendiamkan kami yang mengeluh kesakitan hingga kematian menjemput ajal..?! Bukankah juga di bulan puasa ini hanya pergeseran waktu saja bagi kalian untuk menahan lapar dan haus? Ketika bedug maghrib bertalu, ketika azan maghrib terdengar, kalian kembali pada kerakusan kalian...!?"
Bocah itu terus saja berbicara tanpa memberi kesempatan pada Luqman untukmenyela.

Tiba-tiba suara bocah itu berubah. Kalau tadinya ia berkata begitutegas dan terdengar "sangat" menusuk, kini ia bersuara lirih,mengiba. "Ketahuilah Tuan.., kami ini berpuasa tanpa ujung, kami senantiasa berpuasa meski bukan waktunya bulan puasa, lantaran memang tak ada makanan yang bisa kami makan. Sementara Tuan hanya berpuasa sepanjang siang saja.Dan ketahuilah juga, justru Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan lahyang menyakiti perasaan kami dengan berpakaian yang luar biasa mewahnya,lalu kalian sebut itu menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Bukankah kalian juga yang selalu berlebihan dalam mempersiapkan makanan yang luar biasa bervariasi banyaknya, segala rupa ada, lantas kalian menyebutnyadengan istilah menyambut Ramadhan dan 'Idul Fithri? Tuan.., sebelas bulan kalian semua tertawa di saat kami menangis, bahkan pada bulan Ramadhan pun hanya ada kepedulian yang seadanya pula. Tuan.., kalianlah yang melupakan kami, kalianlah yang menggoda kami, duabelas bulan tanpa terkecuali termasuk di bulan ramadhan ini. Apa yang telahsaya lakukan adalah yang kalian lakukan juga terhadap orang-orang kecil seperti kami...! Tuan.., sadarkah Tuan akan ketidak abadian harta? Lalu kenapakah kalian masih saja mendekap harta secara berlebih? Tuan.., sadarkah apa yang terjadi bila Tuan dan orang-orang sekeliling Tuan tertawa sepanjang masa dan melupakan kami yang semestinya diingat?Bahkan, berlebihannya Tuan dan orang-orang di sekeliling Tuan bukan hanya pada penggunaan harta, tapi juga pada dosa dan maksiat.. Tahukah Tuan akan adanya azab Tuhan yang akan menimpa? Tuan.., jangan merasa aman lantaran kaki masih menginjak bumi. Tuan...,jangan merasa perut kan tetap kenyang lantaran masih tersimpan pangan 'tuk setahun, jangan pernah merasa matahari tidak akan pernah menyatudengan bumi kelak...."

Wuahh..., entahlah apa yang ada di kepala dan hati Luqman. Kalimat demi kalimat meluncur deras dari mulut bocah kecil itu tanpa bisa dihentikan.Dan hebatnya, semua yang disampaikan bocah tersebut adalah benar adanya!Hal ini menambah keyakinan Luqman, bahwa bocah ini bukanlah bocah sembarangan.Setelah berkata pedas dan tajam seperti itu, bocah itu pergi begitu saja meninggalkan Luqman yang dibuatnya terbengong-bengong.
Di kejauhan, Luqman melihat bocah itu menghilang bak ditelan bumi. Begitu sadar, Luqman berlari mengejar ke luar rumah hingga ke tepian jalan rayakampung Ketapang. Ia edarkan pandangan ke seluruh sudut yang bisa dilihatnya,tapi ia tidak menemukan bocah itu. Ditengah deru nafasnya yang memburu, ia tanya semua orang di ujung jalan,tapi semuanya menggeleng bingung. Bahkan, orang-orang yang menunggu penasaran didepan rumahnya pun mengaku tidak melihat bocah itu keluar dari rumah Luqman!

Bocah itu benar-benar misterius! Dan sekarang ia malah menghilang! Luqman tidak mau main-main. Segera ia putar langkah, balik ke rumah. Ia ambil sajadah, sujud dan bersyukur. Meski peristiwa tadi irrasional, tidakmasuk akal, tapi ia mau meyakini bagian yang masuk akal saja. Bahwa memangbetul adanya apa yang dikatakan bocah misterius tadi. Bocah tadi memberikan pelajaran yang berharga, betapa kita sering melupakan orang yang seharusnya kita ingat.. Yaitu mereka yang tidak berpakaian, mereka yang kelaparan,dan mereka yang tidak memiliki penghidupan yang layak.

Bocah tadi juga memberikan Luqman pelajaran bahwa seharusnya mereka yang sedang berada diatas, yang sedang mendapatkan karunia Allah, jangan sekali-kali menggoda orang kecil, orang bawah, dengan berjalan membusungkan dada dan mempertontonkan kemewahan yang berlebihan.
Marilah berpikir tentang dampak sosial yang akan terjadi bila kita terus menjejali tontonan kemewahan, sementara yang melihatnya sedang membungkuk menahan lapar. <

Luqman berterima kasih kepada Allah yang telah memberikannya hikmah yang luar biasa. Luqman tidak mau menjadi bagian yang Allah sebut mati matahatinya. Sekarang yang ada dipikirannya sekarang , entah mau dipercaya orang ataut idak, ia akan mengabarkan kejadian yang dialaminya bersama bocah itu sekaligus menjelaskan hikmah kehadiran bocah tadi kepada semua orang yang dikenalnya,kepada sebanyak-banyaknya orang.

Kejadian bersama bocah tadi begitu berharga bagi siapa saja yang menghendaki bercahayanya hati. Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir. Sejak itu Luqman tidak pernahlagi melihatnya, selama-lamanya. Luqman rindu kalimat-kalimat pedas dantudingan-tudingan yang memang betul adanya. Luqman rindu akan kehadiran anak itu agar ada seseorang yang berani menunjukhidungnya ketika ia salah.

Read More...

Selasa, September 09, 2008

Ada "Tsunami"di kantor Bunda

Bukan tsunami beneran loh.Tapi bagi Bunda ini merupakan tsunami. Di awal bulan Ramadhan ini Bunda dapat pengumuman yg bikin nyesek , tempat Bunda selama ini bekerja akan melakukan pengurangan karyawan besar-besaran.

Memang sih opsi yang diberikan oleh managemen berupa penawaran , kalo mau diambil dapat sekian en dah ga kerja lagi per 1 Okt'08 , tapi klo ga diambil , managemen ga bisa jamin Bunda akan tetap dipekerjakan Taon depan.
Setelah Bunda renungkan en dah minta pendapat sana sini , terutama Yayah dong , akhirnya Bunda netepin hati untuk ambil penawaran ini. Bunda percaya rezeki itu udah ada alamatnya , ga mungkin ketuker , rezeki Bunda ga hanya dari tempat Bunda kerja selama ini.
Mungkin ini jalan keluar yg Allah beri buat Bunda , selama ini Bunda pusing cari modal untuk buka usaha , eh sekarang malah ada yang mo kasih , walo berat juga saratnya.
Bunda dah kerja di sini selama 9 taon , dah 3X ganti pimpinan , akhirnya keluar juga.Banyak suka duka yg Bunda alami di sini. Yang terberat dari keputusan Bunda , bukan hanya ga gajian lagi ( kan tadi kata Bunda rezeki ga bakal ketuker , jadi jgn takut Bun ) tapi Bunda harus pisah sama sodara2 , Bunda dah anggap temen2 di sini sebagai sodara Bunda.
Bunda harap keputusan yg bunda ambil ini ga akan bikin Bunda menyesal dikemudian hari.
Bunda mo belajar jadi wiraswastawati dulu , sukur2 bisa sukses , doain ya.

Read More...

Blogger template 'SebiruDaun' by Ourblogtemplates.com 2008